Komisi VII DPR Minta PT Barawaja Perhatikan Lingkungan
Ketua Tim Kunker Komisi VII DPR ke Provinsi Sulawesi Selatan, Zainudin Amali (F-PG) meminta PT. Barawaja yang memproduksi besi dan baja untuk lebih memperhatikan kelsetarian lingkungan sekitar pabrik. Hal tersebut dikatakan Zainudin saat bersama Tim Kunker Komisi VII mengunjungi pabrik PT. Barawaja, Rabu (23/6).
“Komisi VII pada dasarnya tidak mempermasalahkan keberadaan pabrik, yang menjadi perhatian adalah tentang kelestarian lingkungan hidup sekitar pabrik,” ujar Zainudin.
Seperti diberitakan di media massa, PT. Barawaja saat ini sedang menghadapi tuntutan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup di pengadilan setempat karena diduga melakukan pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah asap dan sisal hasil olahan besi dan baja.
Karena itu, Zainudin mengatakan, Komisi VII DPR tidak akan mencampuri mengenai permasalahan di lembaga peradilan. “Komisi VII DPR tidak mencari kesalahan, tetapi apabila terbukti melakukan pencemaran, Komisi VII DPR akan bertindak,” tegasnya.
Sementara itu, pihak PT. Barawaja dalam penjelasannya kepada Komisi VII DPR mengatakan, adanya protes dari masyarakat hanya dikarenakan adanya sekelompok masyarakat yang tidak memperoleh keuntungan dari beroperasinya PT. Barawaja.
PT. Barawaja juga mengaku tidak melakukan pencemaran lingkungan seperti yang telah diberitakan di media massa.
PT. Barawaja sendiri juga mengakui sampai dengan saat ini belum mendapatkan pengarahan dan pembinaan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup mengenai tempat penyimpanan limbah dan pengelolaan limbah.
Dari penjelasan tersebut, Halim Kalla (F-PG) meminta agar PT. Barawaja tetap dipertahankan. Seharusnya pihak Kemeneg LH melakukan pembinaan terhadap PT. Barawaja mengenai bagaimana cara mengolah limbah dan bagaimana menyimpan sisa olahan besi dan baja.
Menurut Halim, PT. Barawaja sangat berperan dalam menunjang pembangunan di wilayah Sulawesi Selatan karena produk yang dihasilkan dijual dengan harga murah dan dengan kualitas yang baik. “Besi dari PT. Barawaja digunakan untuk membangun jembatan laying di Makasar ini,” ujar Halim.
Akan tetapi Halim meminta agar PT. Barawaja dapat mengganti semua mesin-mesin yang digunakan agar lebih modern sehingga dapat menunjang produksi PT. Barawaja.(ol)foto:ol/parle/ry